Rabu, 28 Desember 2011

Wahai Wanita, Kau Pondasi Rumah Tanggamu Sendiri, Maka Kuatkan Dirimu



Wahai Wanita, Kau Pondasi Rumah Tanggamu Sendiri, Maka Kuatkan Dirimu
Wahai para wanita, dalam kelemahan fisik dan halusnya perasaanmu, namun tiada terperi kekuatanmu dalam rumah tangga. Kau lah pondasi rumah tanggamu sendiri, yang jika kau lalai, maka bangunan rumah tangga itu akan roboh dan menimpa seluruh keluargamu. Maka hentikan tindakan egoismu, yang mengutamakan kebahagiaanmu sendiri. Percayalah, melayani bukan berarti menjadikan kau pelayan, namun berarti adalah memuliakanmu sebagai wanita yang berbudi dan berakhlak mulia.

Jangan umbar tangisanmu, walaupun kau berhak untuk menangis. Karena jika kau merasa susah terhadap sesuatu, maka bukan hanya dirimu yang akan berduka. Lebih- lebih para suami yang akan lebih merasa karena kewajiban mereka yang memang harus membahagiakanmu. Sampaikan saja seluruh keluh kesahmu kepada yang Maha menyelesaikan dan maha mempunyai jalan keluar, Alloh subahanahu wata`ala.

Jangan banyak meminta, walaupun dalam hal hakmu sekalipun jika memang sudah sedemikian sulit suamimu berjuang untuk keluarga.Ringankan bebannya walaupun sedikit. Jangan beratkan tanggung jawabnya walaupun hanya sekedar sikap burukmu yang hanya sesaat.

Bayangkan bagaimana suamimu harus menjawab pertangungan jawabnya kepada Alloh atas sebuah ketidakberdayaannya dalam mendidikmu ? Hentikanlah sikap lalaimu sekarang juga.

Jangan banyak mengeluh, sampaikan saja kekurangan dan protes yang ada pada diri suamimu dengan halus, sehalus kau ingin diperlakukan olehnya. Karena rumah tangga adalah tentang komunikasi dan bekerjasama, dan bukan ajang tuntut menuntut, apalagi merinci kekurangannya. Seperti halnya kaupun tak ingin hanya dilihat dari sisi kekuranganmu saja bukan?

Jangan perlihatkan sakitmu kepada sembarang telinga. Karena tiada manusia yang bisa seratus persen dapat dipercaya. Maukah kau saat ternyata orang yang kau percaya justru memanfaatkan sesuatu yang telah kau ceritakan dan kemudian menusukmu dari belakang. InsyaAlloh tidak ada yang lebih mengasihimu kecuali Tuhanmu. Maka sampaikan kepadanya segala keluh kesah dan sakitmu, kepadanya, maka akan kau temukan sejatinya obat batinmu yang luka. 

Wahai para wanita, dalam kelemahan fisik dan halusnya perasaanmu, namun tiada terperi kekuatanmu dalam rumah tangga. Kau lah pondasi rumah tanggamu sendiri, yang jika kau lalai, maka bangunan rumah tangga itu akan roboh dan menimpa seluruh keluargamu. Maka hentikan tindakan egoismu, yang mengutamakan kebahagiaanmu sendiri. Percayalah, melayani bukan berarti menjadikan kau pelayan, namun berarti adalah memuliakanmu sebagai wanita yang berbudi dan berakhlak mulia.

Maka kuatkanlah batinmu sekuat yang kau bisa, karena keluargamu membutuhkanmu untuk menguatkan mereka. Dan jika semua sudah diluar kemampuanmu, maka jangan pernah bersandar kepada manusia dalam menguatkan dirimu sendiri. Percayalah, saat kau melayani keluargamu karena Alloh, maka Allohpun tak akan menyia-nyiakan mu, dan kau akan lebih terlayani oleh kebaikanNya. InsyaAlloh...




(Syahidah/Voa-islam.com)
 

Jumat, 02 Desember 2011

Memahami Konsep Multiple Intelligences

Memahami Konsep Multiple Intelligences
Setiap anak dapat mengembangkan bakat emasnya, sesuai kebutuhan dan minat. Sehingga menjadi sesuatu yang dapat diandalkannya saat dewasa.
Seorang pakar psikologi dan ahli syaraf USA, Howard Gardner, untuk pertama kalinya di tahun 1983 merilis teorinya tentang kecerdasan manusia, terutama pola belajar dan keterampilan yang dimiliki.
Dalam teorinya itu, Howard Gardner kemudian memetakan jenis kecerdasan majemuk (ganda) yang mungkin dimiliki seseorang. Menurutnya, intelegensi dapat diasah, asalkan dikenali secara tepat sejak dini. Adapun  jenis intelegensi tersebut adalah:
NoJenis Intelegensi Keterampilan dan Presepsi
1 Linguistik  Kata dan bahasa
2 Logika – matematika  Logika dan angka
3 Musikal  Musik, suara, irama
4 Gerak tubuh  Kemampuan mengendalikan       gerak tubuh
5 Spatial-Visual  Gambar dan ruang
6 Interpersonal  Perasaan orang lain
7 Intrapersonal  Kesadaran terhadap diri sendiri
Dalam teorinya Howard Gardner mengutarakan bahwa kecerdasan seorang anak tidak hanya terpatok pada pencapaian nilai akademisnya, karena setiap anak akan memperlihatkan kecerdasannya dengan banyak cara, tergantung kemampuan utama yang dimilikinya. Lalu, bagaimana menemukan kemampuan utama anak dan mengembangkannya?
Dalam masa pertumbuhan di usia pra-sekolah, seluruh keterampilan anak berkembang nyaris bersamaan secara pesat. Satu-satunya cara mengenali kecerdasan ganda yang mungkin dimilikinya, adalah dengan meluangkan waktu mengamati dan bermain bersamanya. 
Orang tua diminta merangsang anak dengan berbagai aktivitas yang tepat, adapun cara praktis yang disarankan untuk mengasah setiap jenis kecerdasan tersebut adalah:
NoJenis Intelegensi Cara Praktis Mengasah
1 Linguistik Mengajak anak berbicara, membacakan cerita,
2 Logika – matematika Bermain mengelompokkan benda, bermain kartu angka, mengajak anak berhitung
3 Musikal Mendengarkan lagu bersama, bernyanyi, menari mengikuti irama lagu
4 Gerak tubuh Menari, berolahraga, bergerak aktif
5 Spatial-Visual Menyusun balok, menggambar, mewarnai
6 Interpersonal Mengajak bersikap ramah, bermain bersama teman seusia
7 Intrapersonal Mendorong anak banyak bertanya, mengajaknya menjenguk saudara yang sakit
Tidak ada yang istimewa bukan dalam megupayakan kecerdasan ganda anak tumbuh optimal. Anda hanya perlu konsisten melakukannya, sehingga keterampilan utama si kecil terlihat sangat menonjol, dan siap diarahkan menjadi sesuatu yang dapat diandalkannya kelak.

Ref: Anak Cerdas Cerebrofort

Selasa, 29 November 2011


Kami menanti sesuatu yg indah...
Sabar kami adalah sabar berusaha...
Sabar kami adalah sabar berdoa...
Dan Sabar kami adalah selalu bersama....

Menanti sesuatu yg indah ....
Merentas mimpi-mimpi ya indah...
Berbagi kebahagian bersama dalam suka dan duka...
Bersatu di Jannah-Mu yang Indah...

Senin, 28 November 2011

Kecerdasan Spiritual Bunda

Sangat benar sekali pepatah yang mengatakan bahwa wanita adalah TIANG AGAMA. Dalam lingkup keluarga pepatah tersebut bisa disederhanakan menjadi WANITA ADLAH TIANG KELUARGA. Karena ternyata Bunda memegang peranan yang sangat sentral dalam keluarga. Peran ini bukan sebagai pemimpin keluarga, namun lebih ke peran kepribadian yang membuat diri Bunda menjadi tokoh sentral yang akhirnya mempengaruhi seluruh anggota keluarga, khususnya dalam bidang spiritual dan mental kepribadian. Seperti apa kepribadian Bunda, itu yang akan mewarnai kepribadian keluarga. Setinggi apa kecerdasan spiritual Bunda akan banyak mempengaruhi pula nuansa spiritual yang terbangun dalam keluarga.
Kecerdasan Spiritual Bunda yang tinggi:
1.  Sikap Sabar. 
    Kesabaran menghadapi berbagai efek negatif yang harus dihadapi dalam kehidupan. Jika Bunda dapat menunjukkan sikap sabar, ini akan menjadi contoh terbaik bagi anggota keluarga lain untuk turut mempertinggi kecerdasan spiritualnya.
2. Sikap Tawakal. Setelah didahului dengan usaha yang semaksimal mungkin.
  Kepandaian Bunda mengaitkan segala sesuatu permasalahan dengan spiritual, menjadikan pendidikan spiritual terasa mengalir dengan nyaman, tanpa membebani dan memaksa. Contoh nyata adalah ketika Bunda akan berbicara kematian ketika ada yang berulang tahun; Bunda akan berbicara tentang pentingnya menolong orang lain saat pengemis buta mendatangi kaca jendela mobil; Dan Bunda akan bercerita tentang pahala Allah kepada orang-orang yang suka bekerja keras, ketika melewati sekelompok buruh jalanan memperbaiki jalan di bawah panas teriknya matahari.
3. Sikap Optimis. 
    Dalam islam terdapat perintah untuk senantiasa menjaga optimisme dan kepercayaan baik kepada Allah Sang Maha Penguasa. Karena Allah akan memperlakukan hambaNya sesuai dengan prasangka hamba tersebut kepadaNya. Jika sang hamba berprasangka baik, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya. Jika hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka Allah pun akan menurunkan keburukan kepadanya. Maka dengan hal ini harus membuat Bunda senantiasa berpikir optimis walau seburuk apapun persoalan yang dihadapinya.
4. Yakin akan Takdir yang diberikan Sang pencipta pada manusia adalah curahan kasih sayangNya. Kalaupun takdir buruk yang harus dihadapinya, Bunda selanjutnya yakin akan janji dari Allah yang akan meningkatakn kualitas keimanan kepada mereka yang mau bersabar menghadapi cobaan. Allah juga akan berjanji memberikan ampunan atas dosa-dosanya. Dan yang harus diyakini pada Bunda dalam keoptimisannya adalah bahwa dibalik kesulitan pasti tersimpan kemudahan. Surat Al-Insyirah ayat 6-7 "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"
Ref: Bunda Manajer Keluarga